Landasan Normatif-Teologis
Adalah salah satu landasan
integrasi-interkoneksi dengan cara memahami sesuatu dengan
menggunakan ajaran yang diyakini berasal dari Tuhan (Abuddin Nata dkk, 2005).
Landasan ini bersifat MUTLAK. Sifat mutlak sendiri ada 2 yaitu :
- Mutlak teks dan tujuan teks
- Mutlak teks dan tujuan teks
Organisasi yang mengikuti
sifat ini seperti Muhammadiyah, PERSIS, Tarbiyah, MTA.
- Mutlak hanya tujuan teks
Organisasi yang mengikuti
sifat ini seperti NU (Nadhlatul Ulama)
Landasan normatif-teologis tidak
membedakan antara ilmu-ilmu agama (Islam) dan ilmu-ilmu umum
(sains-teknologi dan sosial-humaniora)


Ayat tersebut menjelaskan bahwa kita tidak boleh memisahkan antara kepentingan kehidupan akherat (ilmu-ilmu agama) dan kepentingan kehidupan di dunia (ilmu-ilmu umum).
Al Qur’an juga memuattentang
metode pengembangan ilmu pengetahuan termasuk ilmu matematika, sebagai contoh
Landasan Filosofis
Secara ontologis, obyek studi ilmu-ilmu
agama dan ilmu-ilmu umum termasuk ilmumatematika, memang dapat dibedakan. Ilmu-ilmu
agama mempunyai obyek wahyu, sedangkan ilmu-ilmu umum mempunyai obyek alam
semesta beserta isinya.Tetapi kedua obyek tersebut sama-sama berasal dari Tuhan
(Allah SWT), sehingga pada hakekatnya antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum
termasuk ilmu matematika, ada kaitan satu dengan yang lain.
Secara epistemologis, ilmu-ilmu agama
(islam) dibangun dengan pendekatan normatif, sedangkan ilmu-ilmu umum dibangun
dengan pendekatan empiris. Tetapi, wahyu yang bersifat benar mutlak itu sesuai
dengan fakta empiris. Dengan demikian baik pendekatan normatif maupun pendekatan
empirik, kedua-duanya digunakan dalam membangun ilmu-ilmu agama maupun
ilmu-ilmu umum.
Secara aksiologis, ilmu-ilmu umum
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup di dunia, sedangkan ilmu-ilmu
agama bertujuan untuk mensejahterakan kehidupan umat manusia di dunia dan
akhirat. Sehingga ilmu-ilmu umum termasuk ilmu matematika perlu diberi sentuhan
ilmu-ilmu agama sehingga tidak hanya kebahagiaan dunia yang diperoleh tetapi
juga kebahagiaan di akhirat.
Landasan Kultural dan Sosiologis
Keberadaan UIN
Sunan Kalijaga di Indonesia, berbeda dengan kebudayaan Arab tempat Islam
diturunkan dan kebudayaan Barat tempat berkembangnya ilmu pengetahuan. Proses
pendidikan tidak boleh mengabaikan budaya lokal, baik dalam menerjemahkan Islam
maupun pengembangkan ilmu pengetahuan. Sehingga tidak terjadi elitisme agama
dan ilmu pengetahuan yang mengakibatkan kerusakan.
Jika UIN hanya
mengembangkan tafsir nilai-nilai keislaman berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist
(hadlarah al-Nash) dan ilmu pengetahuan (hadlarah al-’Ilm) maka UIN tidak
menghasilkan sarjana yang menghasilkan kontribusi nyata kepada masyarakat
Indonesia. Sehingga diperlukan mendialogkan kedua hadlarah di atas dengan
hadlarah falsafah yang konsen dengan aspek praktis kontekstual dalam kultur
lokal masyarakat.

Landasan Psikologis
Paradigma
integrasi-interkoneksi yang ditawarkan UIN dimaksudkan untuk membaca dan
memahami kehidupan manusia yang kompleks secara padu dan holistik.
Hal ini akan
terwujud dengan menyiapkan dan mencetak mahasiswa menjadi sosok pribadi muslim
yang utuh.
DOMAIN
Integrasi-Interkoneksi
|
Potensi dari ALLAH
|
Aspek Psikologis yang harus dicapai
|
Hadlarah al-Nash
|
hati
|
Iman / Aqidah yang
kuat
|
Hadlarah al-’Ilm
|
akal
|
Ilmu / wawasan yang luas
|
Hadlarah al-Falsafah
|
Jasad / badan
|
Amal/kinerja yang produktif
|
Sosok
mahasiswa yang diharapkan :
• Memiliki iman dan aqidah yang kuat, tertanam
menghunjam dalam hati yang kokoh
• Memiliki ilmu pengetahuan yang luas, tidak hanya
keilmuan di bidangnya saja
• Memiliki amal dan kenerja yang produktif,
memberi kemanfaatan kepada lingkungan masyarakatnya
Pertentangan
ketiga ranah/domain tersebut dalam diri seseorang dapat menimbulkan keterpecahan
kepribadian (personality disorder / split personality). Terjadi konflik antara
yang diyakini dengan yang dipikirkan juga dengan yang dihadapi dalam realitas
kehidupan
Landasan Historis
Perkembangan
ilmu pengetahuan pada abad pertengahan didominasi oleh ilmu-ilmu agama. Ilmu-ilmu
umum termasuk ilmu matematika kurang berkembang karena tekanan dari ilmu-ilmu agama.
Pada masa ini hubungan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum tidak harmonis.
Pada abad modern,
tekanan dari ilmu-ilmu agama mulai berkurang bahkan hampir tidak ada. Berkurangnya/hilangnya
tekanan ilmu-ilmu agama, menyebabkan berkembangnya ilmu-ilmu umum secara pesat.
Tidak adanya sentuhan agama pada ilmu-ilmu umum, mengakibatkan ilmu-ilmu umum berkembang
dengan mengabaikan norma-norma agama dan etika kemanusiaan.
Belajar dari perkembangan
keilmuan di atas, pengembangan ilmu pengetahuan, baik ilmu-ilmu agama maupun
ilmu-ilmu umum termasuk ilmu matematika harus berjalan beriringan, tidak boleh
satu disiplin ilmu mendominasi disiplin ilmu yang lain. Dengan memadukan antara
ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum, tujuan akhir dari ilmu pengetahuan yaitu
untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia dan menjaga kelestarian alam,
dapat tercapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar