Jumat, 16 November 2012

Landasan Integrasi-Interkoneksi





Landasan Normatif-Teologis
Adalah salah satu landasan integrasi-interkoneksi dengan cara memahami sesuatu dengan menggunakan ajaran yang diyakini berasal dari Tuhan (Abuddin Nata dkk, 2005). Landasan ini bersifat MUTLAK. Sifat mutlak sendiri ada 2 yaitu :
- Mutlak teks dan tujuan teks
Organisasi yang mengikuti sifat ini seperti Muhammadiyah, PERSIS, Tarbiyah, MTA.
     - Mutlak hanya tujuan teks
Organisasi yang mengikuti sifat ini seperti NU (Nadhlatul Ulama)

Landasan normatif-teologis tidak membedakan antara ilmu-ilmu agama (Islam) dan ilmu-ilmu umum (sains-teknologi dan sosial-humaniora)
















Ayat tersebut menjelaskan bahwa kita tidak boleh memisahkan antara kepentingan kehidupan akherat (ilmu-ilmu agama) dan kepentingan kehidupan di dunia (ilmu-ilmu umum).



Ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu umum



Al Qur’an juga memuattentang metode pengembangan ilmu pengetahuan termasuk ilmu matematika, sebagai contoh



Ayat integrasi iman-ilmu-alam


Landasan Filosofis
Secara ontologis, obyek studi ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum termasuk ilmumatematika, memang dapat dibedakan. Ilmu-ilmu agama mempunyai obyek wahyu, sedangkan ilmu-ilmu umum mempunyai obyek alam semesta beserta isinya.Tetapi kedua obyek tersebut sama-sama berasal dari Tuhan (Allah SWT), sehingga pada hakekatnya antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum termasuk ilmu matematika, ada kaitan satu dengan yang lain.
Secara epistemologis, ilmu-ilmu agama (islam) dibangun dengan pendekatan normatif, sedangkan ilmu-ilmu umum dibangun dengan pendekatan empiris. Tetapi, wahyu yang bersifat benar mutlak itu sesuai dengan fakta empiris. Dengan demikian baik pendekatan normatif maupun pendekatan empirik, kedua-duanya digunakan dalam membangun ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum.
Secara aksiologis, ilmu-ilmu umum bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup di dunia, sedangkan ilmu-ilmu agama bertujuan untuk mensejahterakan kehidupan umat manusia di dunia dan akhirat. Sehingga ilmu-ilmu umum termasuk ilmu matematika perlu diberi sentuhan ilmu-ilmu agama sehingga tidak hanya kebahagiaan dunia yang diperoleh tetapi juga kebahagiaan di akhirat.

Landasan Kultural dan Sosiologis
Keberadaan UIN Sunan Kalijaga di Indonesia, berbeda dengan kebudayaan Arab tempat Islam diturunkan dan kebudayaan Barat tempat berkembangnya ilmu pengetahuan. Proses pendidikan tidak boleh mengabaikan budaya lokal, baik dalam menerjemahkan Islam maupun pengembangkan ilmu pengetahuan. Sehingga tidak terjadi elitisme agama dan ilmu pengetahuan yang mengakibatkan kerusakan.
Jika UIN hanya mengembangkan tafsir nilai-nilai keislaman berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist (hadlarah al-Nash) dan ilmu pengetahuan (hadlarah al-’Ilm) maka UIN tidak menghasilkan sarjana yang menghasilkan kontribusi nyata kepada masyarakat Indonesia. Sehingga diperlukan mendialogkan kedua hadlarah di atas dengan hadlarah falsafah yang konsen dengan aspek praktis kontekstual dalam kultur lokal masyarakat.


Landasan Psikologis
Paradigma integrasi-interkoneksi yang ditawarkan UIN dimaksudkan untuk membaca dan memahami kehidupan manusia yang kompleks secara padu dan holistik.
Hal ini akan terwujud dengan menyiapkan dan mencetak mahasiswa menjadi sosok pribadi muslim yang utuh.
DOMAIN
Integrasi-Interkoneksi
Potensi dari ALLAH
Aspek Psikologis yang harus dicapai
Hadlarah al-Nash
hati
Iman / Aqidah yang kuat
Hadlarah al-’Ilm
akal
Ilmu / wawasan yang luas
Hadlarah al-Falsafah
Jasad / badan
Amal/kinerja yang produktif
Sosok mahasiswa yang diharapkan :
     Memiliki iman dan aqidah yang kuat, tertanam menghunjam dalam hati yang kokoh
     Memiliki ilmu pengetahuan yang luas, tidak hanya keilmuan di bidangnya saja
     Memiliki amal dan kenerja yang produktif, memberi kemanfaatan kepada lingkungan   masyarakatnya
Pertentangan ketiga ranah/domain tersebut dalam diri seseorang dapat menimbulkan keterpecahan kepribadian (personality disorder / split personality). Terjadi konflik antara yang diyakini dengan yang dipikirkan juga dengan yang dihadapi dalam realitas kehidupan


Landasan Historis
Perkembangan ilmu pengetahuan pada abad pertengahan didominasi oleh ilmu-ilmu agama. Ilmu-ilmu umum termasuk ilmu matematika kurang berkembang karena tekanan dari ilmu-ilmu agama. Pada masa ini hubungan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum tidak harmonis.
Pada abad modern, tekanan dari ilmu-ilmu agama mulai berkurang bahkan hampir tidak ada. Berkurangnya/hilangnya tekanan ilmu-ilmu agama, menyebabkan berkembangnya ilmu-ilmu umum secara pesat. Tidak adanya sentuhan agama pada ilmu-ilmu umum, mengakibatkan ilmu-ilmu umum berkembang dengan mengabaikan norma-norma agama dan etika kemanusiaan.
Belajar dari perkembangan keilmuan di atas, pengembangan ilmu pengetahuan, baik ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum termasuk ilmu matematika harus berjalan beriringan, tidak boleh satu disiplin ilmu mendominasi disiplin ilmu yang lain. Dengan memadukan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum, tujuan akhir dari ilmu pengetahuan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia dan menjaga kelestarian alam, dapat tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar