“Barangsiapa
membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa
yang membawa perbuatan jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan
seimbang dengan kejahatannya, sedangkan mereka sedikitpun tidak dianiaya
(dirugikan). ”(QS.Al-An’am:160)
“apa
saja ni’mat yang kamu peroleh dari Allah, dan apa sajabencana yang menimpamu,
maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada
segenap manusia.Dan cukuplah Alloh menjadi saksi.”(QS. An-Nisa’: 79)
“Dan
dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang(pagi dan petang) dan pada bagian
permulaan dari malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yangbaik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat.”(QS.Hud : 114)
“Dan
(ingatlah), hari diwaktu itu kami menghimpun mereka semuanya, kemudian kami
berkata pada orang-orang musyrik:”Dimanakah sesembahan-sesembahan yang dahulu
kamu katakan(sekutu-sekutu kami)”?”(QS. Al-An’am : 22)
“iblis
berkata : “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat,
pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik(perbuatan maksiat) dimuka bumi,
dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang
mukhlis diantara mereka.”(QS. Al-Hijr : 39-40)
Segala
sesuatu yang diciptakan dan digariskan oleh Allah untuk manusia pada dasarnya
adalah baik, sedangkan apabila terjadi sesuatu yang buruk, semata-mata
disebabkan oleh tindakan manusia itu sendiri. Orang yang berbuat suatu
kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala atau balasan dari Allah
sekurang-kurangnya sepuluh kali-lipat, dan terus keatas sampai berlipat ganda
bahkan sampai sebanyak mungkin. “Allah
berfirman: Apabila hamba-Ku berkehendak akan mengamalkan suatu amalan yang
jahat, maka janganlah kamu tuliskan itu alasannya sebelum dia kerjakan. Maka
jika mereka kerjakan juga, tulisannya atasnya seumpamanya.Dan jika hendak
mengerjakan suatu kebaikan, tetapi belum dikerjakannya, tuliskanlah baginya
suatu kebaikan. Tetapi jika langsung dikerjakannya, tuliskan jugalah untuknya
sepuluh kali-lipat sampai tujuh kali-lipat”.(HR. Bukhari dan Abu Hurairah)
Dalam surat
An-Nisa’ ayat 79 tersebut terdapat dua hal yang harus diketahui :
Ø
Pertama,
bahwa sesuatu berasal dari sisi Allah, dalam arti bahwa Dialah yang menciptakan
segala sesuatu dan menggariskan aturan-aturan serta sunnah-sunnah untuk
mencapainya dengan usaha dan pencarian. Dengan anggapan ini, maka segala
sesuatu itu baik.
Ø
Kedua,
manusia terjerumus kedalam keburukan tidak lain disebabkan, dia lupa dalam
mengetahui dan mengetahui sunnah-sunnah dan sebab-sebab itu. Sesuatu dikatakan
buruk, sebenarnya disebabkan tindakan manusia itu sendiri. Jadi, hakikatnya
bukan sesuatu itu yang buruk. Denagn demikaian, keburukan disadarkan kepada
manusia, penyakit umpamanya, dikatakan buruk bagi manisia itu. Itu sebenarnya
disebabkan manusia lalai mengikuti fitrah dalam masalah makanan seperti
kekenyangan akibat menuruti hawa nafsunya, atau berlebihan dalam
kepayahan(kelelahan), atau memang dingin dan panas yang sangat, dan lain
sebagainya dari sebab-sebab yang semuanya dikarenakan salah memilih. Ketika
ditimpa keburukan, hendaknya seseorang mencari sebab pada dirinya sendiri, karena keburukan itu
menimpanya disebabkan ketidaktahuannya tentang sunnah-sunnah yeng telah
digariskan oleh Allah, berupa pencarian sebab-sebab mendapatkan manfaat dan
menghindarkan bahaya dengan menjauhi sebab-sebabnya, kemudian memilih apa yang
bermanfaat baginya dan menjauhkan apa yang dapat membahayakannya.
Dalam
surat Hud ayat 114 tersebut merupakan perintah untuk melaksanakan shalat
menurut cara yang lurus senantiasa mendirikan pada kedua ujung siang dan setiap
hari pada bagian dari malam.
Serupa
dengan ayat tersebut, ialah dari Allah SWT pada surat Thaha: “Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum
terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah diwaktu-waktu
malam hari dan pada waktu-waktu siang hari, supaya kamu merasa senang.”(QS.
Thaha : 130)
Tasbih
disini bersifat umum, mencakup shalat
dan lainnya. Adapun ayat yang tegas mengenai waktu-waktu shalat yang lima
adalah firman Allah ta’ala “maka
bertasbihlah kepada Allah diwaktu kamu berada dipetang hari dan waktu kamu
berada diwaktu subuh, dan bagi-Nyalah segala puji dilangit dan dibumi dan di
waktu kamu berada di dipetang hari dan di waktu kamu berada diwaktu dzuhur”.(QS.
Ar-Rum,30:17-18).
Kemudian,
Allah menerangkan pula faedah dari hal tersebut dan hikmahnya, dengan
firman-Nya:
“Jika
kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang kamu
mengerjakannya, niscaya Kami akan menghapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu
yang kecil), dan kami akan memasukkanmu ke tempat yang mulia(Surga)”.(QS.
An-Nisa’: 31).
Dosa-dosa
besar itu bisa dihapuskan kecuali dengan jalan taubat, berdasarkan hadist yang
diriwayatkan oleh Muslim : “shalat lima waktu itu
penghapus dosa-dosa yang dilakukan diantara shalat-shalat tersebut, selagi
dihindari dosa-dosa besar”.
Barang
siapa yang datang di akhirat menghadap Allah dengan sifat-sifat jahat yang
telah tertanam dalam diri orang karena kufur atau berbuat perbuatan-perbuatan
yang keji dan munkar, maka ganjaran siksaan yang akan diterimanya adalah
setimpal dengan kejahatannya itu, sebab sudah sewajarnya bahwa suatu kejahatan
meninggalkan bekas yang buruk dalam jiwa, maka itulah yang akan dibalas dengan
adil oleh Allah.
Suatu
kejahatan tidaklah dibalas dengan sepuluh kali-lipat siksaan. Dan orang yang
tidak jelas kesalahannya tidak akan dihukum. Maka ayat ini memberikan kejelasan
bagi kita bahwa sifat Rahman dan Rahim Allah lebih pokok daripada murka-Nya. Dan
sifat adil-Nya adalah penyempurnaan bagi sifat Rahman dan Rahim-Nya.
Sebuah
hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Abu Hurairah menceritakan perintah
Allah kepada malaikat-malaikat yang mencatat amalan-amalan makhuk. Allah
berfirman: “Apabila hamba-Ku berkehendak
akan mengamalkan suatu amalan yang jahat, maka janganlah kamu tuliskan itu
alasannya sebelum dia kerjakan. Maka jika mereka kerjakan juga, tulisannya
atasnya seumpamanya.Dan jika hendak mengerjakan suatu kebaikan, tetapi belum
dikerjakannya, tuliskanlah baginya suatu kebaikan. Tetapi jika langsung
dikerjakannya, tuliskan jugalah untuknya sepuluh kali-lipat sampai tujuh
kali-lipat”
Sumber:
Buletin Dakwah An-Nur, edisi 64, April 2012, Tahun 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar